Wednesday, 20 July 2016

Insomnia bukanlah suatu penyakit, namun bisa menimbulkan banyak sekali penyakit. Insomnia adalah suatu keadaan dimana seseorang merasa kesulitan untuk tertidur, terbangun dan sulit sekali untuk tidur kembali atau selalu terjaga di tengah malam. Insomnia mungkin menjadi salah satu keluhan yang paling sering di dengar setiap harinya. Gangguan tidur yang kadang terjadi pada orang dewasa ini boleh dianggap sebagai reaksi terhadap kesulitan dan tekanan hidup yang rutin. Penelitian membuktikan, 40% orang dewasa mengalami gangguan tidur ini. Mungkin Anda termasuk dalam 40 persen orang dewasa yang mengalaminya.

Anda mungkin hanya mengetahui bahwa insomnia itu disebabkan oleh stres. Tapi ternyata insomnia tidak hanya disebabkan oleh stres. Menurut Saimak T. Nabili, penyebab insomnia dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok penyebab transient atau short-term insomnia; dan penyebab chronic atau long-term insomnia.

Penyebab yang dapat memicu transient atau short-term insomnia, antara lain:
ñ  Jet lag.
ñ  Perubahan shift kerja.
ñ  Suara bising mengganggu atau tidak menyenangkan seperti: suara dengkuran dan suara mesin.
ñ  Temperatur ruangan yang tidak nyaman (terlalu panas ataupun terlalu dingin).
ñ  Situasi yang membuat stres (persiapan ujian, kehilangan orang yang dicintai, dipecat, bercerai, perpisahan).
ñ  Menderita penyakit keras atau harus menjalani perawatan di rumah sakit.
ñ  Sedang dalam proses penyembuhan medis, seperti: pengobatan dari penggunaan obat-obatan, alkohol, atau kecanduan zat / obat-obatan / bahan-bahan tertentu.
ñ  Insomnia terkait dengan ketinggian tempat, seperti saat sedang di gunung.

Sementara penyebab atau kondisi yang dapat memicu chronic atau long-term insomnia, di bagi lagi menjadi dua, yaitu:
Kondisi Psikologis: gangguan kecemasan, stres, schizophrenia, mania (gangguan bipolar), dan depresi. Insomnia dalam beberapa kasus menjadi indikator seseorang yang mengalami depresi atau masalah mental.

Kondisi Fisiologis: sindrom sakit kronis, sindrom kelelahan kronis, penyumbatan jantung atau kelumpuhan jantung, night time angina (sakit di bagian dada) akibat penyakit jantung, acid reflux disease (GERD), chronic obstructive pulmonary disease (COPD) / penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), noctural asthma / gangguan asthma pada malam hari, obstructive sleep apnea / penyumpatan saluran napas yang terjadi ketika tidur, degenerative disease seperti parkinson dan alzheimer (pada kasus ini insomnia seringkali dijadikan faktor pengambil keputusan untuk menempatkan perawatan rumah), tumor otak, stroke, atau trauma otak.

Karena tidur adalah saat pembaharuan seluruh organ tubuh, jadi usahakan Anda menjauhi pencetus terjadinya insomnia di bawah ini:
u shift kerja yang sering berubah-ubah.
u Terlalu banyak mengonsumsi nikotin dan alkohol.
u Bepergian ke tempat dengan ketinggian berbeda dengan frekuensi yang terlalu sering.
u Terlalu memikirkan apa yang akan terjadi di hari esok.
u Mengonsumsi obat influenza atau obat asthma tidak sesuai dengan dosis.
u Mengonsumsi suplemen tekanan darah tinggi tidak dengan resep dokter.
u mengonsumsi suplemen untuk menangani depresi, gangguan kecemasan, dan schizophrenia atau obat penenang lainnya tidak dengan saran dokter.

TIPS MENGATASI INSOMNIA:
Ada baiknya Anda mandi sebelum tidur. Suara air yang mengalir saat Anda mandi akan menenangkan syaraf. Bila di rumah ada bath tub, berendam di bath tub dengan memakai minyak aromaterapi selama 20 menit juga membuat perasaan ingin tidur. Oh yah, setelah mandi disarankan juga untuk minum secangkir teh chamomile yah. Bila keinginan untuk tidur masih tidak muncul juga, Anda disarankan untuk mengonsumsi Tara Relaxan, suplemen untuk merelaksasi tubuh tanpa efek samping dan tidak membuat ketagihan. Tara Relaxan sangat aman karena bukan obat tidur dan tidak membawa dampak pada sistem syaraf pusat seperti obat tidur di pasaran.



sumber:
huffingtonpost.com
cnnindonesia.com
stressbusting.co.uk
newscientist.com
medical-help-fast.com

0 comments:

Post a Comment