Wednesday, 4 November 2015

Kebebasan adalah salah satu hal yang dicari oleh manusia. Sejak zaman sebelum kemerdekaan, kebebasan dari penjajahanlah yang dicari oleh masyarakat Indonesia. Di zaman sekarang, mungkin kebebasan dari jerat nafsu hedonisme lah yang sedang kita perjuangkan. Hehehe...

Tapi tidak semua kebebasan itu baik. Kebebasan yang dimaksud adalah radikal. Sesuatu yang radikal biasanya tidak baik karena identik dengan kekerasan dan kejahatan, begitu juga dengan radikal bebas. Dari namanya saja kita bisa tahu bahwa hal itu adalah sesuatu yang jahat dan bergerak bebas. Kebebasan dari radikal itulah yang mengancam manusia.

Lalu, apa radikal bebas itu?
Radikal bebas sebenarnya berasal dari molekul oksigen yang secara kimia strukturnya berubah akibat dari aktifitas lingkungan. Aktifitas lingkungan yang dapat memunculkan radikal bebas antara lain radiasi, polusi, asap rokok dan masih banyak lagi. Disebut “bebas” karena sel-sel ini kehilangan molekul penting yang membuat mereka dapat mendatangkan kerusakan jika bertemu dengan molekul lain.

Free Radical Theory of Aging (FRTA) atau dalam bahasa Indonesia; teori radikal bebas dari penuaan (FRTA) menyatakan bahwa organisme usia karena sel menumpuk kerusakan radikal bebas dari waktu ke waktu.

Radikal bebas masuk ke dalam tubuh berusaha untuk mencuri elektron yang ada pada molekul lain seperti DNA dan sel. Jika berhasil, pencurian ini akan merusak sel dan DNA tersebut. Artinya semakin banyak radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh, semakin banyak pula sel yang akan rusak. Ironisnya, kerusakan tersebut dapat mengakibatkan sel-sel menjadi tidak stabil dan berpotensi menyebabkan penyakit berbahaya.

Penyakit yang disebabkan oleh radikal bebas ada yang bersifat kronis. Apa sih penyakit kronis? Penyakit kronis menurut kamus kesehatan yaitu penyakit yang membutuhkan waktu bertahun-tahun bagi suatu penyakit menjadi nyata dan terlihat gejalanya. Contoh penyakit yang sering dihubungkan dengan radikal bebas adalah serangan jantung, kanker, gangguan fungsi otak, katarak dan menurunnya fungsi ginjal. Radikal oksigen juga dapat menyerang DNA jika terbentuk disekitar DNA dan menyebabkan perubahan struktur DNA tersebut.

Pada umumnya semua sel jaringan organ tubuh dapat menangkal serangan radikal bebas karena di dalam sel terdapat sejenis enzim khusus yang mampu melawannya, tetapi karena manusia secara alami mengalami degradasi atau kemunduran seiring dengan peningkatan usia, akibatnya pemusnahan radikal bebas tidak dapat terpenuhi dengan baik, maka Kerusakan jaringan terjadi secara perlahan-lahan. Contohnya: di kulit menjadi keriput karena kehilangan elastisitas jaringan kolagen serta otot, terjadinya bintik pigmen kecoklatan atau flek, pikun, parkinson, Alzheimer karena dinding sel saraf yang terdiri dari asam lemak tak jenuh ganda merupakan serangan empuk dari radikal bebas.

Untuk mencegah itu semua, maka diperlukan antioksidan. Antioksidan memiliki kemampuan untuk menetralisir radikal bebas tanpa menjadi radikal bebas itu sendiri. Ketika antioksidan menetralkan radikal bebas dengan menerima atau menyumbangkan elektron, mereka tidak akan berubah menjadi radikal bebas dan tetap stabil. Dengan kata lain, antioksidan adalah zat kimia yang menawarkan elektron mereka sendiri ke radikal bebas, sehingga mencegah kerusakan sel. Namun segera setelah antioksidan menetralkan radikal bebas, kemampuan antiosidan terlebut menjadi tidak aktif. Oleh karena itu kita perlu terus memasok tubuh kita dengan antioksidan setiap harinya. Royal Jelly adalah salah satu antioksidan yang dapat membantu menangkal radikal bebas sehingga tubuh dapat  memperbaiki sel-sel rusak dan mencegahnya rusak kembali.

Sumber:


0 comments:

Post a Comment