Kebebasan adalah
salah satu hal yang dicari oleh manusia. Sejak zaman sebelum kemerdekaan,
kebebasan dari penjajahanlah yang dicari oleh masyarakat Indonesia. Di zaman
sekarang, mungkin kebebasan dari jerat nafsu hedonisme lah yang sedang kita
perjuangkan. Hehehe...
Tapi tidak semua
kebebasan itu baik. Kebebasan yang dimaksud adalah radikal. Sesuatu yang
radikal biasanya tidak baik karena identik dengan kekerasan dan kejahatan,
begitu juga dengan radikal bebas. Dari namanya saja kita bisa tahu bahwa hal
itu adalah sesuatu yang jahat dan bergerak bebas. Kebebasan dari radikal itulah
yang mengancam manusia.
Lalu, apa radikal bebas itu?
Radikal bebas
sebenarnya berasal dari molekul oksigen yang secara kimia strukturnya berubah
akibat dari aktifitas lingkungan. Aktifitas lingkungan yang dapat memunculkan
radikal bebas antara lain radiasi, polusi, asap rokok dan masih banyak lagi.
Disebut “bebas” karena sel-sel ini kehilangan molekul penting yang membuat
mereka dapat mendatangkan kerusakan jika bertemu dengan molekul lain.
Free
Radical Theory of Aging (FRTA) atau dalam bahasa Indonesia; teori
radikal bebas dari penuaan (FRTA) menyatakan bahwa organisme usia karena sel
menumpuk kerusakan radikal bebas dari waktu ke waktu.
Radikal bebas
masuk ke dalam tubuh berusaha untuk mencuri elektron yang ada pada molekul lain
seperti DNA dan sel. Jika berhasil, pencurian ini akan merusak sel dan DNA
tersebut. Artinya semakin banyak radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh,
semakin banyak pula sel yang akan rusak. Ironisnya, kerusakan tersebut dapat
mengakibatkan sel-sel menjadi tidak stabil dan berpotensi menyebabkan penyakit
berbahaya.
Penyakit yang
disebabkan oleh radikal bebas ada yang bersifat kronis. Apa sih penyakit
kronis? Penyakit kronis menurut kamus kesehatan yaitu penyakit yang membutuhkan
waktu bertahun-tahun bagi suatu penyakit menjadi nyata dan terlihat gejalanya.
Contoh penyakit yang sering dihubungkan dengan radikal bebas adalah serangan jantung, kanker, gangguan fungsi otak, katarak dan menurunnya fungsi ginjal.
Radikal oksigen juga dapat menyerang DNA jika terbentuk disekitar DNA dan
menyebabkan perubahan struktur DNA tersebut.
Pada umumnya
semua sel jaringan organ tubuh dapat menangkal serangan radikal bebas karena di
dalam sel terdapat sejenis enzim khusus yang mampu melawannya, tetapi karena
manusia secara alami mengalami degradasi atau kemunduran seiring dengan
peningkatan usia, akibatnya pemusnahan radikal bebas tidak dapat terpenuhi
dengan baik, maka Kerusakan jaringan terjadi secara perlahan-lahan. Contohnya:
di kulit menjadi keriput karena kehilangan elastisitas jaringan kolagen serta
otot, terjadinya bintik pigmen kecoklatan atau flek, pikun, parkinson,
Alzheimer karena dinding sel saraf yang terdiri dari asam lemak tak jenuh ganda
merupakan serangan empuk dari radikal bebas.
Untuk
mencegah itu semua, maka diperlukan antioksidan. Antioksidan memiliki kemampuan
untuk menetralisir radikal bebas tanpa menjadi radikal bebas itu sendiri.
Ketika antioksidan menetralkan radikal bebas dengan menerima atau menyumbangkan
elektron, mereka tidak akan berubah menjadi radikal bebas dan tetap stabil.
Dengan kata lain, antioksidan adalah zat kimia yang menawarkan elektron mereka
sendiri ke radikal bebas, sehingga mencegah kerusakan sel. Namun segera setelah
antioksidan menetralkan radikal bebas, kemampuan antiosidan terlebut menjadi
tidak aktif. Oleh karena itu kita perlu terus memasok tubuh kita dengan
antioksidan setiap harinya. Royal Jelly adalah salah satu
antioksidan yang dapat membantu menangkal radikal bebas sehingga tubuh
dapat memperbaiki sel-sel rusak dan
mencegahnya rusak kembali.
Sumber:
0 comments:
Post a Comment