Monday 12 October 2015



Estrogen adalah hormon yang memainkan peran kunci dalam perkembangan organ dan sistem reproduksi wanita.
Karakter seksual wanita seperti payudara yang besar, bokong yang indah, kulit yang halus dan rambut tubuh yang lebih sedikit dari pria, atau tubuh lebih berisi dibanding para pria adalah bentukan hormon estrogen. Intinya hormon estrogen inilah yang menjadi “pemain utama” dalam menentukan setiap detil fisik maupun nonfisik wanita. Pria juga memiliki kadar estrogen di dalam tubuhnya, namun hanya dalam kadar yang amat sedikit dan jauh berbeda dengan kandungan testosteron yang membentuk ciri khas kejantanan pria.

Hormon estrogen juga membawa pengaruh yang sangat besar lho di dalam proses reproduksi. Berikut beberapa fungsi dari hormon estrogen terhadap kehamilan:

  • Dengan meningkatkan jumlah dan ukuran pembuluh-pembuluh darah yang memasok rahim, estrogen membantu meningkatkan aliran darah, menjamin bayi anda yang sedang tumbuh memperoleh cukup nutrisi. Kenyataannya, aliran darah yang mengalir ke rahim sepuluh kali lebih banyak selama awal sampai dengan akhir kehamilan.
  • Selain membantu mempertebal dinding rahim untuk mempersiapkan implantasi, estrogen juga memainkan sebuah peran yang penting dalam meningkatkan ukuran rahim secara keseluruhan. Itu dilakukan dengan meningkatkan ukuran sel-sel rahim, sehingga rahim dapat meregang untuk mengakomodasi sang bayi yang sedang tumbuh.
  • Estrogen membantu meningkatkan jumlah sel-sel darah putih dalam darah, dengan demikian meningkatkan fungsi imun. Ini sangat bermanfaat karena kehamilan adalah sebuah kondisi imun yang tertekan, padahal anda masih perlu melindungi janin dari infeksi. Sel-sel darah putih yang meningkat bergerak bersama faktor-faktor pembekuan darah.
  • Berfungsi memperkecil kemungkinan perdarahan pada rahim dan plasenta yang memiliki banyak pembuluh darah (dan dengan demikian memperkecil kemungkinan tidak memasok nutrisi kepada si bayi) dan mengurangi perdarahan selama melahirkan. Sisi negatif kemitraan ini adalah meningkatnya peluang untuk terbentuknya gumpalan-gumpalan darah di kedua tungkai kaki anda dan di tempat-tempat lain.
Kadar hormon estrogen di dalam tubuh mengalami fluktuasi atau berubah-ubah. Fluktuasi hormonal itu bisa dilihat melalui tanda-tanda tertentu. Gejala ini tidak hanya dialami oleh mereka yang telah mengalami menopause saja, tetapi juga para wanita muda.

Saat mengalami perubahan kadar hormon estrogen, tubuh memberikan sinyal-sinyal yang  bervariasi tergantung seberapa rendah level estrogen.
Diterjemahkan dari boldsky.com, berikut sepuluh gejala yang dialami jika wanita memiliki kadar estrogen yang rendah.
1. Menopause lebih awal
Menopause yang lebih awal merupakan pertanda akan rendahnya kadar estrogen pada tubuh wanita. Menopause yang terlalu dini sering disertai dengan hot flash, meningkatnya debaran jantung, menggigil kedinginan, dan berkeringat di malam hari.
2. Mudah lelah
Apakah Anda merasa terlalu letih atau lelah bahkan di siang hari? Ya, itu merupakan salah satu pertanda bahwa kadar estrogen terlalu rendah.
3. Gangguan tidur
Kurangnya kualitas tidur merupakan gejala lain yang dialami bila seorang wanita memiliki kadar estrogen yang terlalu rendah. Gangguan tidur biasanya diikuti dengan rusaknya mood dan rasa lelah pada hari berikutnya.
4. Bertambah gemuk
Wanita dengan kadar estrogen yang rendah biasanya menjadi gemuk secara tiba-tiba. Penambahan berat badan itu biasanya disebabkan karena air dalam tubuh.
5. Kelembapan yang hilang
Hormon estrogen membuat kulit menjadi halus. Bila kadarnya terlalu rendah, kulit dan bagian tubuh lain menjadi kering. Itulah mengapa wanita dengan kadar estrogen yang rendah biasanya memiliki kulit, daerah kewanitaan, dan mata yang kering.
6. Minim gairah seks
Estrogen adalah hormon yang bertanggung jawab pada gairah seks wanita. Jika mengalami hasrat seks yang rendah dan rasa sakit ketika berhubungan intim, berarti ada ketidakseimbangan hormon dalam tubuh.
7. Rasa sakit pada sendi
Saat seorang wanita memiliki level estrogen rendah, kalsium pada tulang terbuang dan akibatnya tulang menjadi rapuh. Akibatnya wanita akan sering mengalami nyeri pada persendian. Selain itu, wanita berestrogen rendah juga rentan terhadap osteoporosis.
8. Depresi
Perubahan susana hati yang drastis sering dialami wanita yang kekurangan estrogen. Pada level itu, wanita juga sering mengalami kecemasan berlebih, stres, dan menjadi mudah tersinggung. Tak heran jika kekurangan estrogen menyebabkan depresi.
9. Infeksi vagina
Infeksi vagina dan kandung kemih lebih rentan dialami para wanita yang kekurangan estrogen. Pasalnya hormon itu menentukan kondisi organ kewanitaan pada perempuan.
10. Menstruasi tidak teratur
Saat kadar estrogen mulai turun atau terlalu rendah, siklus menstruasi wanita menjadi tidak teratur. Untuk mengembalikan keteraturan siklus haid, wanita harus menjalani terapi untuk menormalkan kembali level hormon seksnya.

Sumber:

0 comments:

Post a Comment