Monday, 19 October 2015

Kita semua pastinya pernah mendapatkan pelajaran Biologi sewaktu SMP sampai SMA dulu. Pernah belajar juga tentang siklus bulanan yang dialami oleh wanita atau nama bekennya menstruasi. Tapi ternyata menstruasi yang dialami wanita tidaklah sesederhana itu.

Mungkin banyak pria yang tidak menyadari betapa besar perjuangan para wanita di luar sana menghadapi PMS atau pre-menstruasi sindrom yang biasanya dialami seminggu sebelum hingga seminggu sesudah menstruasi. Itulah sebabnya mengapa wanita seringkali sulit dimengerti mengapa emosinya sering berubah, sensitif dan gampang marah. Wanita itu kompleks, jadi bagi para lelaki di luar sana, semoga melalui artikel ini dapat lebih memahami para wanita ya.

Nah untuk lebih memahami wanita, kita tentu perlu mengetahui apa saja yang terjadi saat menstruasi tiba. Bagaimana siklus biologis yang terjadi di dalam tubuh wanita pada saat PMS?

Menstruasi lebih dari sekedar darah
Siklus menstruasi adalah serangkaian perubahan yang merupakan bagian dari proses reproduksi wanita. Diatur sepenuhnya oleh hormon, biasanya siklus ini dimulai ketika seorang wanita berusia 11 sampai 14 tahun. Rata-rata lama siklus menstruasi adalah 28 hari, dengan siklus normal antara 23 sampai 35 hari.
Apa yang keluar saat menstruasi tidak hanya darah. Setiap bulan, endometrium atau lapisan rahim menebal untuk mempersiapkan kehamilan. Jika pembuahan tidak terjadi, penebalan rahim tidak akan diperlukan lagi, sehingga semua jaringan yang berisi lapisan epitel dan pembuluh darah akan rontok dan keluar sedikit demi sedikit antara dua sampai tujuh hari.

Ketika menstruasi dimulai, kadar bahan kimia yang disebut prostaglandin meningkat, kata Dr Bradley. Hal ini membantu rahim berkontraksi untuk menguras lapisan rahimnya. Tetapi ini juga menyebabkan kram yang terasa berdenyut atau konstan. Ini juga dapat memicu keluhan gastrointestinal seperti diare. \Sindrom pramenstruasi terjadi selama seminggu atau lebih sebelum menstruasi dimulai dan itu benar-benar dapat membuat wanita menjadi monster.
Para ilmuwan tidak tahu persis apa yang menyebabkan PMS, tetapi tampaknya terkait dengan fluktuasi kadar hormon estrogen dan progesteron. Beberapa wanita mungkin lebih sensitif terhadap perubahan ini, kata Dr DeNicola. Akibatnya, mereka mengalami beberapa gejala yang biasanya terkait dengan PMS: kelelahan, perubahan suasana hati, mengidam, nyeri payudara, nyeri, dan meningkatkan kecemasan.

Konon katanya, ketika masa subur, wanita akan lebih mudah terangsang
Menurut sebuah penelitian di Kanada yang dilaukan oleh Brett Worly, MD, asisten profesor kebidanan dan ginekologi di Ohio State University, wanita akan lebih mudah menerima rangsangan seksual ketika mereka sedang berovulasi dibandingkan ketika mereka berada di periode siklus menstruasi lainnya. Ini bukanlah mitos, ditilik dari sisi biologis, hal itu disebabkan karena selama ovulasi, organ panggul lebih sensitif karena aliran darah meningkat otak mengirimkan sinyal untuk merangsang ovarium agar siap melepaskan sel telur. Dan juga disebabkan oleh kadar luteinizing hormone (LH) dan follicle stimulating hormone (FSH) melonjak tinggi pada saat itu. Untuk menstabilkan hormon tersebut, wanita dapat mengonsumsi suplemen yang mengandung Natural Evening Primrose Oil yang berkhasiat menjaga keseimbangan hormon yang mempengaruhi siklus menstruasi sehingga efek PMS pun dapat dikurangi.

Bagi para pria di luar sana, ketika wanita mengalami masa PMS, lebih baik Anda memahami dan tidak mencari masalah dengan wanita. Namun tenang saja, “monster” itu akan lenyap dengan segera ketika menstruasi dimulai. Tingkat hormon estrogen dan progesteron yang terkait dengan gejala PMS seperti kemurungan, lekas marah, dan payudara nyeri, menurun. Akhirnya suasana hati wanitapun akan membaik seperti sedia kala.

sumber ;
www.indiatimes.com, youbeauty.com, prevention.com

0 comments:

Post a Comment