Kita semua pastinya pernah mendapatkan pelajaran Biologi sewaktu
SMP sampai SMA dulu. Pernah belajar juga tentang siklus bulanan yang dialami
oleh wanita atau nama bekennya menstruasi. Tapi ternyata menstruasi yang
dialami wanita tidaklah sesederhana itu.
Mungkin banyak pria yang tidak menyadari betapa besar perjuangan
para wanita di luar sana menghadapi PMS atau pre-menstruasi sindrom yang
biasanya dialami seminggu sebelum hingga seminggu sesudah menstruasi. Itulah
sebabnya mengapa wanita seringkali sulit dimengerti mengapa emosinya sering
berubah, sensitif dan gampang marah. Wanita itu kompleks, jadi bagi para lelaki
di luar sana, semoga melalui artikel ini dapat lebih memahami para wanita ya.
Nah untuk lebih memahami wanita, kita tentu perlu mengetahui apa
saja yang terjadi saat menstruasi tiba. Bagaimana siklus biologis yang terjadi
di dalam tubuh wanita pada saat PMS?
Menstruasi lebih dari sekedar darah
Siklus menstruasi adalah serangkaian perubahan yang merupakan
bagian dari proses reproduksi wanita. Diatur sepenuhnya oleh hormon, biasanya
siklus ini dimulai ketika seorang wanita berusia 11 sampai 14 tahun. Rata-rata
lama siklus menstruasi adalah 28 hari, dengan siklus normal antara 23 sampai 35
hari.
Apa yang keluar saat menstruasi tidak hanya darah. Setiap bulan,
endometrium atau lapisan rahim menebal untuk mempersiapkan kehamilan. Jika
pembuahan tidak terjadi, penebalan rahim tidak akan diperlukan lagi, sehingga
semua jaringan yang berisi lapisan epitel dan pembuluh darah akan rontok dan
keluar sedikit demi sedikit antara dua sampai tujuh hari.
Ketika menstruasi dimulai, kadar bahan kimia yang disebut
prostaglandin meningkat, kata Dr Bradley. Hal ini membantu rahim berkontraksi
untuk menguras lapisan rahimnya. Tetapi ini juga menyebabkan kram yang terasa
berdenyut atau konstan. Ini juga dapat memicu keluhan gastrointestinal seperti
diare. \Sindrom pramenstruasi terjadi selama seminggu atau lebih sebelum
menstruasi dimulai dan itu benar-benar dapat membuat wanita menjadi monster.
Para ilmuwan tidak tahu persis apa yang menyebabkan PMS, tetapi
tampaknya terkait dengan fluktuasi kadar hormon estrogen dan progesteron.
Beberapa wanita mungkin lebih sensitif terhadap perubahan ini, kata Dr
DeNicola. Akibatnya, mereka mengalami beberapa gejala yang biasanya terkait
dengan PMS: kelelahan, perubahan suasana hati, mengidam, nyeri payudara, nyeri,
dan meningkatkan kecemasan.
Konon katanya, ketika masa subur,
wanita akan lebih mudah terangsang
Menurut sebuah penelitian di Kanada yang dilaukan oleh Brett
Worly, MD, asisten profesor kebidanan dan ginekologi di Ohio State University, wanita
akan lebih mudah menerima rangsangan seksual ketika mereka sedang berovulasi
dibandingkan ketika mereka berada di periode siklus menstruasi lainnya. Ini
bukanlah mitos, ditilik dari sisi biologis, hal itu disebabkan karena selama
ovulasi, organ panggul lebih sensitif karena aliran darah meningkat otak
mengirimkan sinyal untuk merangsang ovarium agar siap melepaskan sel telur. Dan
juga disebabkan oleh kadar luteinizing hormone (LH) dan follicle
stimulating hormone (FSH) melonjak tinggi pada saat itu. Untuk
menstabilkan hormon tersebut, wanita dapat mengonsumsi suplemen yang mengandung
Natural Evening Primrose Oil yang berkhasiat menjaga
keseimbangan hormon yang mempengaruhi siklus menstruasi sehingga efek PMS pun
dapat dikurangi.
Bagi para pria di luar sana, ketika wanita mengalami masa PMS,
lebih baik Anda memahami dan tidak mencari masalah dengan wanita. Namun tenang
saja, “monster” itu akan lenyap dengan segera ketika menstruasi dimulai.
Tingkat hormon estrogen dan progesteron yang terkait dengan gejala PMS seperti
kemurungan, lekas marah, dan payudara nyeri, menurun. Akhirnya suasana hati
wanitapun akan membaik seperti sedia kala.
0 comments:
Post a Comment