Kanker adalah penyakit yang mengancam
nyawa, diakibatkan oleh perkembangan sel abnormal yang tak terkontrol. Sel
kanker dapat menyebar ke bagian tubuh lain melalui sistem peredaran darah.
Ada berbagai pilihan pengobatan untuk kanker termasuk kemoterapi, terapi radiasi, dan operasi/bedah. Yang akan kami bahas di sini adalah kemoterapi dan efeknya terhadap tubuh sang pasien. Kemoterapi merupakan pengobatan umum yang biasa digunakan untuk mengobati berbagai kanker.
Kemoterapi menggunakan zat kimia untuk mencegah perkembangan sel kanker. Obat yang digunakan dalam kemoterapi dikenal sebagai obat anti kanker, obat tersebut menghancurkan sel-sel berbahaya. Kemoterapi dapat diberikan melalui pembuluh darah, ditelan dalam bentuk kapsul/pil, atau injeksi. Obat kemoterapi bekerja dengan membunuh sel kanker, sayangnya obat ini tidak dapat membedakan antara sel berbahaya dan sel normal tubuh. Karena itulah kemoterapi dapat menyebabkan banyak efek samping, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Efek samping yang dapat disebabkan kemoterapi antara lain:
1. Rambut rontok
Rambut
rontok adalah salah satu konsekuensi dari kemoterapi. Sel-sel folikel rambut
adalah salah satu sel yang membelah dengan cepat dalam tubuh. Karena obat
kemoterapi tidak dapat membedakan sel ini dan sel berbahaya, obat kemoterapi
juga menghancurkan sel-sel folikel rambut sehingga menyebabkan rambut rontok.
2. Mual dan muntah
Mual
dan muntah adalah salah satu efek samping yang paling umum. Pasien dapat
kehilangan nafsu makan, konstipasi, dan dehidrasi. Karena itu berat badan
pasien kemoterapi biasanya akan turun drastis.
3. Diare dan konstipasi
Sel-sel
di dinding usus juga dihancurkan oleh obat kemoterapi, sehingga menyebabkan
diare. Diare selama pengobatan kanker juga dapat disebabkan karena kecemasan,
stres, kekurangan gizi, atau bedah usus. Diare dapat menyebabkan sakit perut,
kram perut, kembung, mual, kehilangan nafsu makan, dan iritasi kulit. Beberapa
penghilang rasa sakit dan pengobatan anti kanker juga dapat menyebabkan
konstipasi bila pasien kurang makan makanan berserat.
4. Reaksi alergi atau hipersensitivitas
Kemoterapi
dapat menyebabkan reaksi alergi atau hipersensitivitas, yang dipicu oleh respon
sistem kekebalan tubuh. Anafilaksis adalah suatu reaksi alergi yang
parah, yang dapat menyebabkan tekanan darah rendah, atau bahkan kematian.
Gejala utama reaksi alergi antara lain sulit bernafas, ruam kulit, gatal-gatal,
pembengkakan kelopak mata, pembengkakan lidah, dan pembengkakan bibir.
5. Masalah kulit
Kemoterapi
dapat menyebabkan masalah-masalah kulit seperti ruam kulit dan kulit kering.
Selain itu juga dapat menyebabkan kulit terkelupas, pecah-pecah, bersisik, dan
gatal.
6. Kelelahan
Banyak
pasien kanker mengeluh kelelahan dan kurang tenaga. Hal ini disebabkan rasa
sakit, kehilangan nafsu makan, kekurangan tidur serta darah rendah. Kelelahan
karena kemoterapi muncul tiba-tiba dan dapat berlangsung beberapa hari,
beberapa minggu, atau bahkan sampai beberapa bulan lamanya.
7. Sakit tenggorokan dan sariawan
Obat
anti kanker dapat menyebabkan iritasi pada jaringan mulut dan tenggorokan.
Iritasi pada jaringan mulut akhirnya menyebabkan
sariawan. Sebagai akibatnya pasien menjadi sulit berbicara, makan,
mengunyah dan menelan.
Masih
ada 7 efek lain dari kemoterapi. Ikuti terus www.taranatureepa.co.id agar selalu update artikel-artikel
terhangat dari kami.
“Cegah kanker dengan Nature
Squalene karena Nature Squalene dapat memelihara dan meningkatkan daya tahan tubuh sehingga
mencegah se-sel normal bermutasi menjadi sel kanker.”
Anda dapat mengonsumsi suplemen yang bisa membantu pengobatan kanker seperti NATURE SQUALENE. Squalene akan meningkatkan efektivitas terapi tumor atau kanker juga meminimalisir efek kemoterapi
ReplyDelete