Setelah membaca Pahami Efek Samping Kemoterapi Terhadap Tubuh ( Part 1),
sekarang kami akan melanjutkan 7 efek lain dari kemoterapi, yang merupakan
salah satu jenis pengobatan dari penyakit kanker.
1. Gangguan saraf dan otot
Dalam
beberapa kasus kemoterapi mempengaruhi saraf, menyebabkan neuropati perifer. Menyebabkan
gejala seperti lemah, rasa terbakar, kesemutan, rasa sakit, atau mati rasa pada
tangan atau kaki. Masalah terkait saraf dan otot juga dapat menyebabkan gejala
seperti kehilangan keseimbangan, nyeri rahang, rasa sakit saat berjalan,
gemetar, sakit perut, atau kehilangan pendengaran.
2. Penurunan jumlah sumsum tulang
Sel-sel
darah seperti sel darah putih, sel darah merah, dan trombosit diproduksi di
sumsum tulang. Karena kemoterapi menargetkan sel-sel yang membelah dengan
cepat, kemoterapi juga mempengaruhi sel-sel sumsum tulang. Sebagai akibatnya
produksi sel darah di sumsum tulang jadi menurun.
3.
Anemia
Menurunnya kemampuan sumsum tulang untuk menghasilkan sel darah merah dapat menyebabkan kurangnya jumlah sel darah merah. Sel darah merah bertanggung jawab membawa oksigen ke seluruh bagian tubuh. Karena kekurangan sel darah merah, jaringan tubuh jadi kekurangan oksigen. Anemia menyebabkan gejala seperti kelelahan, sesak napas, pusing, lesu, dan lelah.
Menurunnya kemampuan sumsum tulang untuk menghasilkan sel darah merah dapat menyebabkan kurangnya jumlah sel darah merah. Sel darah merah bertanggung jawab membawa oksigen ke seluruh bagian tubuh. Karena kekurangan sel darah merah, jaringan tubuh jadi kekurangan oksigen. Anemia menyebabkan gejala seperti kelelahan, sesak napas, pusing, lesu, dan lelah.
4. Infeksi
Kemoterapi
menyebabkan berkurangnya produksi sel darah putih (leukopenia), menyebabkan sistem kekebalan tubuh melemah, sehingga
tubuh lebih rentan terkena infeksi.
5. Pendarahan atau masalah pembekuan
darah
Karena
supresi sumsum tulang jumlah trombosit yang ada jadi berkurang. Trombosit
memiliki peran penting dalam proses pembekuan darah. Jumlah trombosit yang
berkurang menyebabkan gejala seperti memar tiba-tiba, pendarahan lama setelah
luka kecil, mimisan, gusi berdarah, hematuria, tinja hitam atau berdarah, dan
sakit kepala.
6. Gejala seperti flu
Beberapa
orang mengalami gejala mirip flu beberapa jam setelah kemoterapi. Gejala-gejala
tersebut antara lain seperti sakit kepala, mual, lelah, menggigil, demam
ringan, kehilangan nafsu makan, dan nyeri sendi.
7. Efek pada organ seksual
Kemoterapi
dapat mempengaruhi organ seksual baik pria maupun wanita. Obat kemoterapi dapat
menurunkan jumlah sperma, sehingga dapat menyebabkan infertilitas sementara
atau permanen. Obat kemoterapi dapat mempengaruhi ovarium dan kadar hormon,
sehingga dapat menyebabkan gejala seperti menopause dan infertilitas sementara
atau permanen.
Meski terdapat banyak efek samping, kemoterapi adalah salah satu pengobatan yang paling efektif untuk berbagai tipe kanker. Dalam kebanyakan kasus, efek samping hilang setelah pengobatan dihentikan.
Anda dapat mengonsumsi suplemen yang
bisa membantu pengobatan kanker seperti NATURE SQUALENE. Squalene akan meningkatkan efektivitas terapi
tumor atau kanker. Kandungan minyak hati ikan hiu di di dalamnya akan membantu
melancarkan suplai oksigen ke seluruh organ tubuh, sehingga dapat meningkatkan
daya tahan tubuh, sehingga efek samping dari kemoterapi dapat berkurang. Selain
itu Nature
Squalene juga akan
membantu menjaga sel-sel sehat di sekitar organ yang terkena kanker sehingga
sel sehat tidak akan bermutasi menjadi sel tumor atau kanker.
www.indonesianjournalofcancer.or.id
www.medkes.com
kamuskesehatan.com
0 comments:
Post a Comment