Monday, 23 November 2015

Suatu ketika Anda pernah memarahi anak Anda karena dia sulit sekali memahami pelajaran, lalu Anda mulai menyalahkan mereka karena kurang pintar. Memang benar, orang tua mana yang tidak mengharapkan anaknya cerdas dan pintar? Hampir semua orang tua mengharapkan hal tersebut. Ada yang bilang faktor kecerdasan anak turun dari orang tua, khususnya ibu. Dengan kata lain, genetik amat berpengaruh pada kemampuan otak anak kelak, sehingga bagi pria yang menginginkan anaknya tumbuh cerdas, dia harus mencari istri yang cerdas. Apa benar begitu?

Penelitian yang dipublikasikan melalui The Journal Molecular Psychiatry menyimpulkan bahwa, ada 51 persen kemampuan berpikir outside the box’ (kemampuan berpikir keluar dari aturan) manusia, berada di bawah kekekuasaan gen. Hal itu juga memang dibenarkan oleh penelitian dari Peter Visscher yang bekerja di Queensland Institute of Medical Research, Australia. Hal bitu memang benar, faktor genetik merupakan faktor terkuat yang mempengaruhi kecerdasan anak (40-50%), tapi ditambahkan lagi intelegensia manusia dibentuk dari 2 hal lain selain genetik, yaitu stimulasi (pola asuh dan lingkungan) dan nutrisi (pola makan dan gizi).
1. Stimulasi
Saat seorang anak dilahirkan, otaknya belum tumbuh dengan sempurna. Pertumbuhan otak anak ini berlangsung pada usia nol sampai lima tahun atau biasa disebut periode emas pertumbuhan. Pada masa inilah orangtua berperan sangat penting dalam memberikan stimulasi agar perkembangan otak optimal dan anak mencapai kecerdasan yang tinggi di kemudian hari. Stimulasi yang dimaksud adalah stimulasi dari orang terdekat dan dari lingkungan.
Stimulasi adalah kegiatan merangsang dan melatih kemampuan anak yang berasal dari lingkungan luar anak (orang tua atau pengasuhnya). Stimulasi akan membuat sistem syaraf berfungsi dengan baik.
Stimulasi untuk otak anak didasarkan oleh umur sebagai berikut:
Umur 0-2 tahun: Stimulasi yang diberikan adalah berupa rangsangan terhadap panca inderanya. Ajak anak Anda bermain dengan cara menyentuh telapak tangannya, mendengarkan musik yang lembut, memainkan ekspresi wajah Anda dan lainnya.
Umur 2-3 tahun: Stimulasi yang diperlukan adalah melatih mengembangkan ketrampilan berbahasa, warna, mengembangkan kecerdasan dan daya imajinasi.
Tahapan balita usia 3-6 tahun: Stimulasi yang sebaiknya diberikan untuk anak Anda adalah mengembangkan kemampuan perbedaan dan persamaan, berhitung, menambah dan sportivitas.

2. Nutrisi
Hal kedua yang juga berpengaruh pada kecerdasan anak adalah nutrisi. Sudah bukan rahasia lagi apabila anak akan tumbuh sesuai dengan apa yang ia makan. Anak yang tercukupi nutrisinya tentu akan tumbuh lebih sehat dan cerdas dibandingkan dengan yang hanya diberikan makanan 'asal kenyang.' Untuk itu tentu saja anak juga membutuhkan dukungan nutrisi yang cukup berupa protein, energi serta asam lemak essensial seperti AA,DHA, asam amino essensial T&T (Tirosin dan Triptofan), mineral seperti Fe, Ca, Zn.
Asam Lemak Omega 3, 6, dan 9.
Asam lemak omega 3, 6, maupun omega 9 merupakan nutrisi yang sangat diperlukan untuk mendukung pembentukan syaraf pada otak terutama pasa periode keemasannya. Mengonsumsi makanan-makanan yang mengandung asam lemak omega 3, 6, dan 9 seperti ikan salmon dipercaya mampu meningkatkan kecerdasan anak.

Asam Amino
Seperti halnya asam lemak omega 3, 6, dan 9, asam amino merupakan asam yang sangat penting untuk meningkatkan kecerdasan otak. Asam amino dipercaya sebagai pembentuk struktur otak dan sebagai pembentuk neurotransmitter atau penghantar rangsangan pada otak. Jadi mengonsumsi asam amino membuat otak kita menjadi encer dan anakpun tumbuh menjadi lebih gesit.

Vitamin B
Vitamin B merupakan salah satu vitamin yang dapat membantu meningkatkan perkembangan otak. Selain itu vitamin B juga dapat meningkatkan memori dalam otak sehingga anak kita lebih mudah untuk mengingat sesuatu.

Zat Besi
Zat besi merupakan salah satu nutrisi yang dipercaya dapat menjaga dan memelihara kinerja sistem syarat pada otak. Konsumsi zat besi yang cukup dapat memelihara otak dari berbagai macam masalah syaraf di kemudian hari.

3. Pola Asuh
Selain nutrisi dan stimulasi, peran  orang tua juga memegang peranan penting. Orang tua harus berperan aktif membina kebersamaan keluarga dan menciptakan waktu berkualitas (quality time). Walaupun sesibuk apapun kita, namun waktu yang sedikit tersebut harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk menciptakan kehangatan dengan anak-anak.

Selain itu kita juga sebagai orang tua harus peka terhadap potensi dan kecerdasan yang anak kita miliki. Hal itu akan menjadi modal yang baik dalam menentukan metode pendidikan terbaik buat anak-anak kita kelak.

4. Keturunan. Misalnya:
Memang tak dapat disangkal kalau faktor genetik berperan dalam menentukan kecerdasan anak, tapi bukan satu-satunya. Ketiga faktor di atas sangatlah penting bagi perkembangan otak anak, yang akan menentukan kecerdasannya di kemudian hari. Jika seorang anak mempunyai orang tua yang cerdas tetapi jika tidak diberikan nutrisi dan pola asuh yang tepat, maka kecerdasannya belum tentu dapat menjadi optimal di kemudian hari.

Didiklah anakmu sesuai dengan zamannya, bukan sesuai dengan zamanmu”

health.detik.com
Kompas.com
http://healthytimes.co.id/

0 comments:

Post a Comment