Belum
lama kini kita dikejutkan dengan kematian seorang aktor terkenal Robin William.
Robin William diduga tewas akibat bunuh diri di kediamannya sendiri saat
jenazahnya ditemukan pada hari Senin tanggal 11 Agustus 2014 waktu setempat.
Sungguh
tragis, seorang aktor yang dalam berbagai perannya mampu menghibur banyak orang
harus meninggal karena depresi dan bunuh diri.
Depresi
mungkin saja 'membunuh', namun jangan mengartikan depresi sebagai penyebab
utama seseorang melakukan tindakan bunuh diri.
Lalu
bagaimana dengan stress? Apa beda antara stress dengan depresi?
Depresi
adalah suatu kondisi kejiwaan yang terguncang akibat perasaan sedih dan lelah
yang teramat sangat. Kondisi ini dapat menghilangkan semangat, mengganggu
berbagai aktivitas dan membuat seseorang malas melakukan apa pun bahkan
kehilangan gairah untuk hidup. Itulah yang memicu penderita depresi melakukan
aksi bunuh diri.
Sementara
stress adalah suatu reaksi tubuh terhadap situasi yang sulit atau menekan. Kondisi
stress lebih mudah terdeteksi secara fisik, misalnya penderita mengalami sakit
kepala, maag, diare, insomnia, pelupa, gugup, dsb.
Beberapa penyebab depresi di antaranya :
- Kematian atau kehilangan orang-orang yang dicintai.
- Bencana alam atau korban kekerasan dan tidak asusila.
- Kehilangan pekerjaan.
- Pikiran negatif, misalnya tidak puas atas kehidupan yang dimiliki saat ini.
- Tekanan dari orang-orang di sekitarnya atau kesulitan berinteraksi dengan lingkungan.
- Konsumsi alkohol dan narkoba.
Gejala depresi jauh lebih besar
daripada sekadar perasaan sedih, dan biasanya termasuk: hilangnya minat dan
kesenangan terhadap kegiatan normal, lekas marah, agitasi atau gelisah, gairah
seks yang menurun, konsentrasi berkurang, insomnia atau tidur berlebih dan mengalami
kelelahan dan kelesuan kronis, menurut Mayo Clinic.
Data dari WHO, memperkirakan ada
sekitar 450 juta orang di seluruh dunia menderita gangguan kestabilan mental,
dan dari jumlah itu, maka sekitar 121 juta orang yang menderita depresi.
Depresi yang berat bisa menyebabkan
penderitanya membunuh dirinya sendiri, yang menurut data WHO ada sekitar
850.000 orang setiap tahun yang melakukan bunuh diri karena depresi.
Depresi juga merupaka faktor utama
penyebab kecacatan mental yaitu
kehilangan produktivitas, sayangnya
hanya 25% saja dari penderita depresi yang bisa mendapatkan pengobatan yang
efektif.
Meskipun
Washington University menyatakan jumlah wanita penderita depresi lebih banyak
dibandingkan laki-laki, namun laki-laki yang menderita depresi lebih besar
kemungkinannya untuk melakukan pelarian ke alkohol dan narkoba. Gejala depresi
pada laki-laki biasanya lebih sulit dikenali oleh orang lain, dan juga sering
tidak disadari oleh diri sendiri.
Ada beberapa cara sangat sederhana yang
bisa membantu kita mengatasi masalah stress dan depresi mental yaitu :
Hidup sehat secara fisik,
juga hidup sehat secara mental dan kejiwaan, dengan cara relaksasi pikiran dan
jiwa kita dengan cara sederhana, misalnya :- Jangan menuntut diri kita berlebihan dengan target dan tujuan yang tidak realistis.
- Bersedia secara tulus, memaafkan orang lain dan juga diri kita sendiri.
- Berpikiran positif terhadap kesuksesan, tetapi lebih penting lagi terhadap kegagalan.
- Tahu batas kemampuan diri kita, lakukan yang terbaik yang kita mampu.
- Mempunyai kepercayaan terhadap hari esok dan juga mukjizat.
- Berdoa dan bersyukur atas berkat yang sudah Tuhan berikan kepada kita.
Apakah penyakit depresi itu bisa sembuh total???
ReplyDeleteApakah penyakit depresi itu bisa sembuh total???
ReplyDeletesepengetahuan saya untuk penyembuhan penderita depresi itu tergantu penderita
Deletetapi ada solusi untuk menguranginya
1. temukan teman sharing
2. konsumsi suplemen seperti relaxan
selengkapnya bisa baca di sini http://www.taranatureepa.co.id/produk-tara/tara-relaxan/
semoga bermanfaat :)