Wednesday, 13 August 2014


Setiap hari daya tahan tubuh kita diuji, baik oleh lingkungan yang bersifat fisik maupun psikis atau faktor emosi. Faktor fisik bisa berupa kuman penyakit, bahan kimia, polusi, kelebihan lemak, kelebihan konsumsi gula atau cedera yang jelas terlihat, sehingga begitu diketahui bisa langsung diatasi. Justru yang lebih berbahaya adalah faktor emosi yang terkadang dianggap sepele dan diabaikan, sampai pada titik tertentu menimbulkan stress, menurunkan daya tahan tubuh dan mengakibatkan efek negatif bagi kesehatan.
Beberapa faktor emosi yang sering diabaikan di antaranya :
  1. Kesepian; menurut sebuah penelitian ilmiah terbaru, sel kekebalan memindai tubuh Anda untuk menemukan penyakit dan kemudian membagi informasi itu kepada sel lain. Namun jika Anda tidak begitu pandai bersosialisasi, hal itu dapat mempengaruhi kemampuan Anda dalam memerangi penyakit. Para peneliti di negara bagian Ohio baru-baru ini menemukan bahwa jika seorang sedang galau akan hubungan pribadinya, dampaknya akan seperti pemicu stress kronis yang akan menekan kekebalan Anda. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa kita akan mudah sakit - dan mati lebih cepat - ketika kita tidak pandai bergaul.
    Solusinya : Jika Anda sulit merasa cocok dengan orang baru, cobalah secara sukarela bersosialisasi di tempat Anda merasa senang dan bersyukur, seperti di panti asuhan. Anda tidak perlu merasa harus menemukan teman baru di sana - meski akan sangat baik jika Anda mendapatkan teman. Tapi mungkin Anda akan lebih mudah untuk membaur dalam suasana berbagi untuk mementingkan kepentingan orang lain dan dalam perasaan penuh syukur.
  2. Ketakutan; meski umum dirasakan oleh siapa pun, namun dalam tahap tertentu rasa takut bisa menghambat kemajuan atau memperburuk keadaan. Dalam kondisi ketakutan jantung akan berdengup lebih kencang, telapak tangan lebih mudah berkeringat dan kita lebih mudah panik. Dalam kondisi ini Anda akan mengeluarkan energi ekstra untuk melawan rasa takut, sehingga daya tahan tubuh berkurang.
    Solusinya: cobalah mengatasi ketakutan Anda, penelitian menunjukkan bahwa 98% dari yang kita takutkan sebenarnya tidak ada. Cobalah menarik napas panjang dan merilekskan diri. Doa juga dapat menjadi solusi yang ampuh. Dalam kondisi tenang Anda dengan jernih bisa mengatasi ketakutan Anda.
  3. Pandangan pribadi yang negatif, pemikiran yang pesimis, sering mengkritik diri sendiri dan melakukan analisis yang berlebihan. Pandangan yang negatif selain akan menguras pikiran juga menguras energi Anda dan kesehatan Anda.
    Solusi: cobalah berdamai dengan diri sendiri, tidak ada yang sempurna di dunia ini namun tidak ada yang tidak mungkin dilakukan. Jangan melakukan analisis berlebihan yang belum tentu kebenarannya. Langkah-langkah ini akan memperingan beban pikiran Anda, sehingga Anda menjadi lebih tenang.
  4. Jebakan pemikiran, misalnya harapan yang tidak realistis, terlalu banyak yang dipikirkan atau tidak berpikir sama sekali dan berpikir kaku. Anda menjadi lebih mudah kecewa dan stress karena apa yang Anda hadapi tidak sesuai dengan harapan Anda.
    Solusi: jangan menyimpan harapan yang terlalu tinggi, mencari informasi yang lebih akurat tentang hal yang ingin Anda ketahui akan membantu Anda berpikir lebih realistis dan mampu memberikan penilaian yang lebih objektif.
  5. Hambatan pribadi, misalnya workaholic dan perfeksionis. Kondisi ini akan membuat Anda lupa bahwa tubuh Anda juga membutuhkan istirahat dan relaksasi untuk memulihkan diri dari kelelahan. Anda terjebak dalam rutinitas dan kejenuhan.
    Solusi: berilah istirahat kepada diri Anda sendiri, masih banyak hal lain di sekeliling Anda yang dapat membuat Anda merasa lebih bahagia. Berikan kesempatan bagi diri Anda untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan dan sangat Anda sukai, sehingga hidup Anda menjadi lebih berwarna.
Dalam riset terbaru ditunjukkan saat stress sistem saraf simpatetik akan mengeluarkan gelombang norepinephrine, yang merupakan respon melawan atau menghindar (flight or fight). Sementara itu bagian otak pituitari akan melepaskan hormon kortisol yang membanjiri aliran darah. Pada dasarnya respon stres ini bertujuan untuk membuat kita siaga, sehingga kita lebih gesit dan memiliki reaksi cepat sehingga kita bisa menghindar dari bahaya.
"Sistem regulasi tubuh menjadi rusak. Pada awalnya hal ini akan membuat orang menjadi super reaktif pada insiden stres, tetapi terkadang setelah sekian lama sistem saraf menjadi kelelahan dan tidak mampu memberi respon dengan baik lagi," kata Nim Tottenham, psikolog.
Itu sebabnya "tentara" penjaga sistem imun menjadi lemah sehingga virus atau bakteri dapat menyerang tubuh tanpa perlawanan. Karena itu Anda membutuhkan TARA Relaxan.

Relaxan

Tara Relaxan


TARA Relaxan, kombinasi nutrisi seimbang dari bahan alami untuk membantu Anda menikmati tidur berkualitas, tubuh rileks dan Anda pun terhindar dari stress.
Selengkapnya ...




0 comments:

Post a Comment