Sunday, 10 May 2015



http://i.cdn.turner.com/cnn/2011/HEALTH/03/01/diet.soda.health/t1larg.diet.soda.gi.jpg 
Jatuh sakit bukanlah takdir, karena penyakit dapat dicegah. Gaya hidup sehat harus diterapkan sehari-hari karena bila sudah jatuh sakit, bukan hanya tubuh, pikiran dan mood juga akan terganggu. Mengonsumsi air putih kurang lebih 2,5 liter setiap hari akan membantu tubuh terus fit karena air putih membantu proses detoksifikasi organ tubuh.

Konsumsi air putih sangat dianjurkan untuk kesehatan. Akan tetapi, rasa air putih yang tawar membuat orang kurang selera untuk mengonsumsinya. Orang lebih suka mengonsumsi air yang memiliki rasa, salah satunya adalah minuman  bersoda. Minuman bersoda pertama kali ditemukan oleh Dr. Joseph Priestley pada tahun 1767. Dokter ini terinspirasi dari air mineral, dia menemukan teknik  pemecahan gas karbondioksida di air secara cepat dan menghasilkan segelas minuman berkarbonasi yang dapat diminum. Tiga tahun kemudian ahli kimia yang  berkebangsaan Swedia, Torbern Bergman menciptakan sebuah proses pengolahan minuman bersoda dari kapur yang mengandung asam sulphur. Penemuan Bergman ini yang menjadi cikal bakal terciptanya minuman bersoda dalam jumlah yang besar (Fantuzzi, 2008).

Minuman soda memang menggugah selera. Apalagi jika udara sangat panas, minuman soda yang manis dan segar dapat melepas dahaga dengan segera. Gelembung-gelembung soda memberikan efek menyegarkan. Namun sebenarnya gelembung-gelembung yang dihasilkan oleh karbondioksida tersebut sama sekali tidak berguna bagi tubuh kita. Karbondioksida justru harus dibuang dari dalam tubuh. Indera penglihatanpun dikelabui oleh kenikmatan semu dari penampilan minuman bersoda.

Rasa yang manis di minuman bersoda dihasilkan dari kadar pemanis buatan yang cukup tinggi, yaitu sekitar 8-14%.  Biasanya produk minuman bersoda memiliki kadar gula 8-14% (Potter, 1991). Namun sesuatu yang manis, tidak selalu berdampak manis pula. Studi yang dimuat di American Journal of Clinical Nutrition menyebutkan, 5 jam setelah kita mengasup 100 gram gula, atau setara dengan tiga kaleng minuman bersoda, kemampuan sel darah putih melawan kuman akan turun drastis. Lagi-lagi indera kita dikelabui oleh rasa manis yang justru mematikan.

Selain kandungan gas Co2 dan gula, minuman bersoda mengandung, pencita rasa kimiawi, pewarna, pengawet, asam fosfat, kafein, dan aluminium. Kandungan-kandungan tersebut menyebabkan menurunnya fungsi organ tubuh. Menurut para peneliti,  pengonsumsian minuman soda yang berlebihan dapat memicu hilangnya sebagian  besar potasium dari tubuh. Akibatnya? Mengonsumsi akan menyebabkan tubuh jadi gampang sakit, dapat memicu kerusakan fungsi jantung, detak  jantung menjadi tidak teratur, hingga kematian.

Minuman bersoda memang akan memicu menaikkan kadar serotonin, sehingga dapat menyebabkan perasaan bahagia. Perlu diingat, sekali lagi minuman bersoda mengecoh, karena perasaan bahagia itu hanya sementara. Dampak yang dihasilkan setelah perasaan bahagia itu hilang, jauh lebih mengerikan.

Daripada mengonsumsi minuman bersoda yang merugikan, lebih baik mengonsumsi EPA yang akan menurunkan risiko penyakit jantung. Kandungan EPA terbaik ada di dalam TARA Nature EPA yang akan membantu meningkatkan daya tahan tubuh secara keseluruhan.





0 comments:

Post a Comment