Orang tua yang selalu mematahkan hati anak-anaknya
dengan menunjukkan ketidak harmonisan di depan mata mereka, harus membaca
artikel ini sejenak.
Tahukah Anda bahwa 90% tingkah laku
anak-anak dipengaruhi oleh perilaku orang tua mereka? Apabila orang tua mereka
terbiasa beradu argumen atau bahkan sampai “main fisik” saat bertengkar, maka
perilaku anakpun akan terbentuk tidak baik. Perilaku dan kata-kata kasar yang
dilihat anak memakai mata kepalanya sendiri akan membawa pengaruh terhadap
tumbuh kembangnya, bahkan meningkatkan resiko depresi pada anak.
Saat terjadi cek-cok, sebaiknya orang
tua pergi ke suatu tempat yang jauh dari anak sehingga mereka tidak mendengar
perkelahian orang tuanya. Penelitian di Amerika menunjukkan bahwa banyak anak
yang sulit bergaul dan sering terlibat perselisihan dengan teman-temannya
disebabkan oleh keadaan rumah yang tidak kondusif seperti yang telah dijelaskan
di atas.
What happens to children when parents fight?
Inilah hal-hal yang akan dialami oleh
anak ketika mereka menjadi “saksi” orang tua mereka berkelahi. Take a look!
ANAK CENDERUNG MUDAH DEPRESI
Anak-anak yang sering melihat orang
tua mereka berkelahi akan lebih rentan terkena depresi. Hal itu disebabkan oleh
anak-anak sulit untuk membedakan mana keadaan damai atau tidak, mereka
cenderung tertekan dan merasa ketakutan sepanjang waktu. Anda akan sulit
menemukan senyum dan tawa riang dari wajahnya apabila seorang anak sering
melihat orang tua mereka berkelahi.
ANAK AKAN HIDUP DALAM KETAKUTAN
Anak yang dibesarkan di keluarga di
mana orang tuanya sering beradu argumen akan berada di “dunianya” tersendiri;
dunia penuh ketakutan. Bila keadaan seperti itu terjadi terus-menerus maka anak
akan tumbuh menjadi seorang yang apatis dan tidak bisa bergaul, karena rasa
takut telah mengakar di dalam dirinya.
MENTAL ANAK AKAN TERGANGGU
Gangguan mental saat sudah dewasa
ketika tekanan pekerjaan mungkin hanya akan terjadi sementara. Namun hal itu
akan berlaku seumur hidupnya bila gangguan mental terjadi pada anak-anak.
Secara bertahan di dalam hati sang anak akan menancap kata “sedih” sehingga
anak tersebut akan sulit sekali menemukan sisi positif dari situasi yang dia
hadapi ketika sudah dewasa. Semua itu disebabkan oleh kesalahan orang tua nya
di masa lalu. :(
ANAK MERASA MENJADI SUMBER MASALAH
Ini adalah masalah yang pelik. Ketika
anak sudah merasa dia adalah sumber masalah, dia akan terbentuk menjadi pribadi
yang suka mengadu domba. Di pikirannya akan tertanam bahwa dia terlahir hanya
untuk membuat suasana menjadi kacau.
MEREKA AKAN MERASA KESEPIAN
Walaupun mereka sebenarnya tidak
kesepian sama sekali, tapi perasaan mereka akan terasa sangat sepi. Hal yang
terdengar paradoks ini benar adanya. Anak akan menjadi intovert dan sulit
menemukan jati diri di saat mereka remaja. Anak yang terbiasa melihat orang tua
mereka tidak akur akan sulit menemukan sosok yang bisa mereka percaya ketika
sudah beranjak dewasa.
ANAK AKAN TUMBUH MENJADI SEORANG YANG
AGRESIF
Banyaknya kejahatan yang merajalela di
zaman modern ini tampaknya ada pengaruhnya dari pola asuh si kriminal tersebut
saat ia amsih kecil. Banyak penelitian dari seluruh dunia telah membuktikan
bahwa anak yang sering melihat orang tuanya bertengkar akan tumbuh menjadi
seorang yang mudah emosi. Itulah yang akan membentuk kebiasaannya di mana
kebiasaan lama-kelamaan akan menjadi kepribadian.
MEREKA KEHILANGAN MOTIVASI HIDUP
Dan hal yang paling berbahaya dari
kebiasaan orang tua bertengkar di depan anak adalah mereka cenderung ingin
segera mengakhiri hidup mereka!
Hal itu sungguh mengerikan mengingat
anak adalah anugerah dari Yang Maha Kuasa. Yang seharusnya kita rawat dan jaga
sebaik mungkin agar tumbuh menjadi pribadi yang baik. Kenali tanda-tanda anak
kehilangan motivasi hidupnya dari sikapnya yang senang menyendiri dan tidak
bisa menyesuaikan diri dengan teman-teman sebayanya. Setiap kali ada teman yang
mengajaknya bermain, dia akan memberikan penolakan secara halus seperti
mengucilkan diri atau secara kasar seperti mengajak mereka berkelahi.
Ternyata hal yang mengerikan bisa diakibatkan akibat
kecerobohan orang tua. Akibat dari keadaan tidak harmonis dari ayah dan ibu
tidak sesederhana yang selama ini kita pikirkan. Ingat kata kak Seto, “anak
adalah alat perekam terbaik.” Tentunya kita tidak ingin hal tersebut terjadi
pada anak kita kan? Jadi bagi Anda yang pasangan suami istri yang telah
memiliki buah cinta, bila suatu hari nanti terjadi kesalahpahaman antara kalian
berdua, pastikan untuk tidak berdebat apalagi sampai bertengkar di depan anak
Anda ya.
Sumber:
boldsky.com
washingtontimes.com
0 comments:
Post a Comment