Tuesday 25 August 2015

Judul di atas membuat Anda bertanya-tanya? Terus simak artikel kami agar tahu jawabannya.

Bila kesuksesan adalah “nama tengah” Anda saat ini, sadarilah bahwa sesungguhnya kesuksesan yang dimiliki tidak lepas dari karunia Tuhan. Benar kesuksesan tidak datang dangan sendirinya. Kesuksesan itu didapat melalui perjuangan keras dan usaha yang sungguh-sungguh.

Dikutip dari Kompas, yang mengatakan bahwa optimisme dapat membuat jantung sehat telah menuntun penulis untuk mencari lebih jauh mengapa hal tersebut dapat terjadi, hingga akhirnya penulis menemukan kesimpulan.

Jantung merupakan aset utama bagi kehidupan. Organ terpenting yang harus selalu dijaga kesehatannya. Namun masih banyak orang yang masih terfokus pada cara dari luar untuk menjaga kesehatan jantungnya; berolahraga rutin, menjaga pola makan bebas lemak trans dan lain sebagainya.

Selain faktor dari luar, ternyata ada faktor lain yang menjadi indikasi kesehatan jantung seseorang, yaitu faktor internal. Bagaimana seseorang bersikap dan cara seseorang menghadapi masalah.

Berdasarkan penelitian Rosalba Hernandez, seorang profesor di bidang kerja sosial pada Universitas Illinois, Amerika Serikat tahun 2001 lalu menyebutkan bahwa individu yang memiliki level optimisme tinggi berpeluang untuk memiliki kondisi kardiovaskular yang lebih sehat dibanding orang yang pesimis. Penelitian itu dilakukan berdasarkan uji coba pada beberapa indikator seperti yang digunakan pada Asosiasi Jantung Amerika (AHA); selain tekanan darah dan level kolesterol, tapi juga dari indeks massa tubuh, kadar gula puasa, pola makan, aktivitas fisik dan konsumsi tembakau.


“Orang-orang dengan level optimisme tinggi memiliki kesehatan kardiovaskular 55% lebih tinggi dibanding dengan mereka yang pesimis.” -Health Behavior and Policy Review-

Bila dikaitkan dengan kondisi seseorang yang sering merasa sedih disebabkan oleh kekurangan omega-3 pada otak, bisa disimpulkan bahwa emosi sedih sangat berkaitan dengan neurotransmitter yang mengatur jalannya impuls dari dan ke otak. Dimana Omega-3 lah yang bermanfaat sebagai salah satu substansi pertahanan tubuh akan stres dan membantu menyeimbangkan neurotransmiter di otak sehingga mengurangi rasa pesimis. Seseorang yang pesimis akan memandang masa depannya suram, atau menyesali masa lalu. Hal itu menyebabkan kesedihan yang berkepanjangan apabila rasa pesimisme terus dipelihara. Bila pesimis terus dikembangkan, maka kesehatan jantung lama-kelamaan akan menurun sehingga rentan terkena penyakit yang berhubungan dengan jantung seperti darah tinggi, serangan jantung dan stroke.

Cara paling ampuh mengurai rasa pesimis menjadi rasa optimis adalah dengan memelihara pola makan sebaik mungkin. Usahakan asupan omega-3 harian tercukupi dengan makan ikan salmon, hering, sardin dan sempurnakan dengan mengonsumsi suplemen omega-3 terbaik dari TARA yang bebas kolesterol dan terbukti aman.

0 comments:

Post a Comment