Berapa kali Anda patah hati? Berapa kali Anda
menangis karena lawan jenismu? To be honest. Diretakkan, dipatahkan,
dihancuran, hingga diremukkan, sepertinya sudah pernah kita alami. Tidak ada
stupun manusia di yang telah dewasa dan mampu berpikir tidak pernah merasakan
patah hati. Tapi kita yang memiliki akal sehat nyatanya tidak mati. Itulah
hebatnya manusia. Hati memiliki “nyawa” yang tidak pernah mati. Tidak seperti
nyawa, yang hanya punya satu kali kesempatan untuk hidup.
Bila saat bahagia kita dipengaruhi olehhormon endorfin yang memberikan rangsangan kepada otak
sensasi kebahagiaan, kenyamanan, energi dan cinta, di saat patah hati, tubuh
pun dipengaruhi oleh hormon yang ada di tubuh kita.
Naomi Eisenberger, PhD dari University of
California mengatakan, ketika putus hubungan dengan seseorang, otak sulit
mengatasinya sendirian. Akibatnya, otak akan mengirimkan sinyal-sinyal ke tubuh
untuk memberitahu bahwa yang Anda alami saat itu adalah rasa sakit
Dan ketika stres, otak akan mengirimkan
kortisol dan epinephrine, hormon yang menimbulkan reaksi perlawanan dan
melarikan diri. Reaksi ini bekerja maksimal jika Anda berada di situasi yang
mengancam. Misalnya terjebak di kerusuhan atau bertemu rampok, hormon kortisol
akan memicu otot untuk bergerak demi menghindarinya. Tapi saat sakit hati, Anda
harus melarikan diri dari siapa? Tidak ada wujud nyatanya.
Oleh karena itu, hormon kortisol akhirnya 'lari' ke dada, membuat dada membengkak dan akhirnya timbul rasa sakit dan menekan. Hormon ini juga membuat aliran darah ke perut tidak lancar. Itulah sebabnya orang yang patah hati cenderung tidak enak makan. Tidak hanya itu, patah hati juga menyebabkan tubuh lebih 'rapuh' sehingga Anda lebih mudah terkena flu, pilek atau demam.
Gary Lewandowski, Ph.D, profesor psikologi di
Monmouth University, New Jersey mengatakan efek patah hati bagi
kesehatan fisik maupun mental amat merugikan. Stres hingga depresi dapat dengan
mudah menyerang. Tapi hal itu bisa diatasi, atau minimal dikurangi agar tidak
sampai menurunkan kualitas hidup dan tidak sampai pada tahap depresi. Beberapa
caranya adalah melakukan yoga, meditasi dengan menghirup
napas dalam-dalam; mengeluarkannya secara perlahan. Dengarkan musik-musik
bertempo cepat dan berkumpul dengan banyak teman yang suka berkelakar agar Anda
lebih banyak tertawa. Yang paling penting Anda harus mengatasi efek dari patah
hati itu dari dalam dengan cara mengonsumsi suplemen yang mengandung Crataegus oxyacantha extract.
Crataegus oxyacantha extract atau
disebut juga hawthorn berry adalah obat
herbal dari pohon asli semak ke Eropa, Amerika Utara dan Asia Utara. Crataegus
oxyacantha extract mengandung banyak procyanidins oligomer, flavonoid,
fitonutrien yang disebut anthocyanidins, proanthocyanidins dan antioksidan.
Semua kandungan itu yang akan memperkuat dinding pembuluh darah sehingga secara
tidak langsung daya tahan tubuh juga meningkat. Efek tonik pada jantung dan
sistem pembuluh darah akan membantu meringankan perasaan sesak di dada – yang
dapat muncul akibat patah hati -- secara signifikan.
Itu cara termudah agar tidak mati setelah
dibunuh oleh hal abstrak bernama cinta. Pramoedya A. Toer bilang,
“Berbahagialah kau yang bisa bersakit hati, pertanda masih ada hati, dan ada
cinta di dalamnya.” Jadi, berbahagialah setelah disakiti. Tenang saja, tidak
ada seorang pun di dunia ini ditakdirkan untuk hidup sendiri. :)
It's
possible for us to be, and feel, different today than we were and felt
yesterday. Being depressed today doesn't mean we'll be depressed forever. We
can forgive others. We can forgive ourselves. -Silvia w-
Sumber:
http://www.mindbodygreen.com/
https://umm.edu
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/
http://www.sciencedirect.com/
0 comments:
Post a Comment