Friday, 8 January 2016

Siapa yang masa kecilnya hobi bermain air hujan? Saat itu berlari-lari dan menari di bawah guyuran air hujan terasa sangat menyenangkan. Kita sebagai anak kecil tidak takut sakit, malah ibu dan ayah kita yang panik, merasa takut anaknya terkena flu dan demam.
Musim hujan datang, euforia menyambut kedatangannya hanya terjadi pada masa-masa awal hujan turun dan perlahan memudar dengan semakin tingginya intensitas hujan bersama berbagai masalah, mulai dari banjir, aktivitas yang terganggu, jadwal mati listrik yang semakin sering dan lain sebagainya. Bahkan ada mitos zaman dulu yang mengatakan bahwa hujan adalah pertanda datangnya penyakit dan turunnya bakteri dari langit.
Sebenarnya air hujan memang berbahaya bagi kesehatan dan dapat mengundang datangnya berbagai penyakit serta keluhan kesehatan lain lho. Kok bisa ya? Padahal air huja  kan tampak bersih, jernih dan dingin.

Tidak semua air yang nampak bersih itu aman bagi kesehatan!

Sebenarnya, mengapa air hujan dapat berbahaya bagi kesehatan? Simak penjelasannya berikut ini:

1. Bahaya di balik rintik air hujan pertama
Hujan-hujan pertama yang turun setelah musim penghujan tiba diyakini berbahaya bagi kesehatan karena berfungsi membersihkan pencemaran atmosfer sehingga, zat-zat berbahaya di atmosfer menempel dan terbawa bersama air hujan. Karena itu hindarilah bermain hujan di hujan pertama yang turun. Rintik air hujan pertama juga mengandung partikel dan polutan berbahaya seperti kandungan logam berat bahkan racun, sehingga dapat menghambat kerja lambung dan berbahaya bagi usus.

2. Anggapan salah air hujan adalah air yang murni
Ada mitos yang mengatakan bahwa air hujan adalah air yang datang dari surga, sehingga murni dan aman diminum. Jika melihat kembali pelajaran di bangku SD tentang proses terjadinya hujan, anda akan mengingat bahwa hujan berasal dari air laut yang menguap bersama kumpulan gas-gas berbahaya yang melayang bebas di udara dan membentuk awan. Gas-gas tersebut misalnya terdiri dari minoksida, zinc dan timbal yang akan semakin memberatkan awan dan ketika suhu udara mendingin, awan akan pecah dan menjadi hujan setelah mengalami proses kondensasi atau perubahan gas menjadi air. Maka dari itu air hujan banyak terkontaminai kotoran yang menempel di genteng atau wadah yang digunakan untuk menampungnya.
Sebuah studi mengatakan bahwa ada rata-rata 1.362 bakteri dari berbagai jenisnya yang terdapat dalam setiap sampel air hujan yang di ujicoba.
Zat minoksida dalam air hujan adalah satu jenis zat dengan partikel tunggal yang tak dapat terurai meski telah dimasak. Air hujan juga diyakini mengalami demineralisasi sehingga, mineral yang awalnya terkandung dalam air laut telah hilang dan yang mengkonsumsinya rentan menyebabkan masalah pada gigi.

3. India-indiaan mengundang penyakit
Bagi penggila film India pasti tahu adegan “India-indiaan,” dimana aktor dan aktris berlari mesra di bawah guyuran hujan. Padahal hujan tersebut bukanlah hujan asli, melainkan hujan buatan dari alat semprot pemadam kebakaran misalnya. Sebenarnya apabila kita hujan-hujanan, kita akan rentan terkena pusing, meriang dan influenza. Hal ini disebabkan karena kontak dengan air hujan yang suhu dinginnya tidak sesuai dengan suhu tubuh manusia berpotensi melemahkan sistem imun dan menyempitkan pembuluh darah.
Penyempitan pembuluh darah ini utamanya terjadi di bagian hidung dan tenggorokan, sehingga dua organ tersebut biasanya bermasalah setelah melakukan ritual hujan-hujanan. Suhu dingin air hujan umumnya menyerang kepala, sebagai organ teratas yang mengalami kontak pertama dengan air hujan, sehingga kepala akan mengalami perubahan suhu tubuh yang drastis. Kemudian mendadak menyebabkan kepala menderita berbagai gangguan, seperti migrain (Link artikel), pusing dan vertigo.

4. Gerimis ternyata lebih berbahaya dari pada hujan deras
Kepercayaan ini bukan sekadar mitos karena memiliki landasan ilmiah. Gas-gas yang dikandung dalam air hujan memiliki sifat asam yang kadarnya akan meninggi dalam air hujan yang turun satu-satu atau umum disebut gerimis. Karena itu, hindarilah hujan-hujanan ketika gerimis karena kemungkinan terserang penyakit akan lebih besar.
Namun demikian jika terlanjur kehujanan dalam perjalanan, pastikan mandi air hangat setibanya di rumah dengan membasahi kepala anda. Keramas setelah terguyur air hujan untuk menghilangkan senyawa jahat yang masih menempel di kulit maupun di rambut Anda. Lakukan ini segera mungkin setibanya Anda di rumah sehingga Anda dapat meminimalisir kemungkinan terserang penyakit.

Peralihan atau pancaroba dari musim kemarau ke penghujan biasanya menyebabkan sistem imun menipis sehingga daya tahan tubuh menurun. Karena itu, benteng pertahanan tubuh akan semakin goyah jika masa-masa rawan tersebut tidak didukung dengan proteksi maksimal. Lengkapi proteksi diri Anda dengan mengonsumsi makanan sehat dan kaya serat. Tambahkan suplemen Royal Jelly dan Vitamin C untuk mengoptimalkan daya tahan tubuh.

Sumber:
http://www.articlegold.com
http://www.detikhot.com
http://www.medikaholistik.com
http://www.pikiran-rakyat.com

http://www.republika.co.id
http://www.tanyadok.com

0 comments:

Post a Comment