Anak Anda tidak akan selamanya kecil, ada masanya anak akan menjadi dewasa, berumah tangga dan hingga akhirnya menjadi orangtua seperti orangtuanya. Tapi sebelum menginjak masa dewasa, smeua orang pasti mengalami masa-masa dimana dunia seolah milik sendiri, seolah diri paling berkuasa dan pantas menjadi raja. Masa seperti itu dalam istilah medisnya dikenal dengan sebutan masa pubertas. Pubertas adalah masa transformasi dari kanak-kanak menjadi dewasa, dengan kata lain akan terjadi perubahan baik dari segi fisik maupun seksual. Setelah melewati masa pubertas, psikis pun akan menjadi lebih matang dari sebelumnya. Masa pubertas seorang anak sangat bervariasi, biasanya dimulai pada usia 9 -14 tahun dan prosesnya rata-rata berakhir pada usia 15-17 tahun.
Pubertas dimulai ketika hipotalamus, yang merupakan bagian otak, melepaskan hormon GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone). Hormon pelepas gonadotropin ini (GnRH ) akan memberikan sinyal pada kelenjar pituitari untuk melepaskan Luteinizing Hormone (LH) dan Follicle-Stimulating Hormone (FSH) untuk memulai perkembangan seksualnya, baik pada anak laki-laki maupun perempuan.
Anak akan mengalami tiga tahap menuju pubertas:
1. Fase pra pubertas
Fase ini adalah masa saat anak-anak sudah bukan lagi kanak-kanak, tapi juga belum memasuki masa remaja. Tahap ini berada sekitar 1 - 2 tahun sebelum pubertas.
2. Fase puber
2. Fase puber
Tahap ini ditandai dengan kematangan organ-organ seksual dan kemunculan ciri-ciri seks sekunder.
3. Fase pasca puber
Pada fase ini, ciri-ciri seks sekunder telah sepenuhnya berkembang, organ-organ reproduksi telah matang seperti layaknya organ reproduksi wanita dewasa. Pada masa ini tingkat pertumbuhan berangsur menurun hingga akhirnya berhenti.
Perubahan Fisik yang Terjadi:
→ Tinggi Badan
Percepatan pertumbuhan tulang yang mempengaruhi tinggi badan biasanya dimulai segera setelah mulainya pertumbuhan payudara. Pertumbuhan tinggi badan yang terjadi baik pada laki-laki atau wanita adalah sekitar 8 cm/tahun. Perbedaannya, pertumbuhan tulang pada remaja perempuan yang terlihat tidak hanya tinggi badan tetapi juga pertumbuhan pada lebar panggul yang menjadikan lebar panggul menjadi lebih besar.
→ Berat badan
Berat badan remaja perempuan telah mencapai kira-kira 60% berat badan dewasa saat pubertas. Tahap perkembangan berat badan pada anak perempuan berhubungan dengan peningkatan jaringan lemak tubuh. Selama pubertas jaringan lemak meningkat pada remaja perempuan dibandingkan dengan anak laki-laki, sehingga perempuan biasanya akan mengalami peningkatan berat badan lebih banyak daripada laki-laki. Terjadi pula perubahan distribusi berat badan dan lemak yang ditimbun sebagai cadangan lemak yang berpusat terutama di sekitar bokong, paha dan pinggul.
→ Perubahan organ-organ reproduksi
Organ seks primer pada perempuan, yakni ovarium dan rahim mengalami pembesaran pada tahun sebelum menstruasi pertama. Sedangkan ciri seks sekunder, seperti rambut pubis dan payudara berkembang menurut Tingkat Kematangan Seksual (TKS) pada anak perempuan. Rambut pubis mulai tumbuh dengan sedikit pigmen (stadium TKS 2) hingga akhirnya membentuk segitiga seperti yang ada pada orang dewasa, dan menyebar ke paha bagian dalam (Stadium TKS 5). Sedangkan payudara dimulai dari tonjolan pada puting susu (stadium TKS 2) hingga bentuk dewasa dimana puting susu akan berwarna lebih coklat (stadium TKS 5). Selain itu pembentukan saluran untuk penyimpanan dan penyaluran ASI di payudara terjadi pada masa pubertas. Adapun ciri seks sekunder yang lain adalah rambut ketiak, yang tumbuh mendahului rambut pubis.
Pada laki-laki, kematangan organ reproduksi ditandai dengan mimpi basah, yaitu proses keluarnya air mani untuk pertama kali dan biasanya terjadi pada saat anak terlelap. Mimpi basah bisa terjadi berulang kali, hingga akhirnya berhenti biasanya saat anak sudah bisa mengerti perubahan yang terjadi pada dirinya dan dapat mengontrol tubuhnya sendiri. Tanda pematangan organ reproduksi lain yang etrjadi pada laki-laki yaitu ereksi spontan, naiknya penis tanpa disadari dan tanpa tahu penyebabnya. Jangan panik, karena seiring berjalannya proses pubertas, ereksi spontan akan berhenti dengan sendirinya.
Selain perubahan-perubahan fisik di atas, terjadi jugta perubahan sekunder yang mungkin tidak dialami oleh beberapa remaja pada masa pubertasnya. Perubahan-perubahan fisik di bawah ini dapat datang terlambat setelah selesai amsa pubertas atau malah tidak dialami sama sekali hingga dewasa.
- Adanya pertumbuhan rambut pada bagian ketiak.
- Perkembangan otot paha yang lebih besar di belakang tulang paha dibandingkan di bagian depannya.
- Wajah lebih bulat.
- Hormon estrogen membuat kulit menjadi semakin halus, lembut dan vaskular lebih tebal.
- Suara semakin halus untuk wanita dan lebih berat dan serak untuk laki-laki.
- Adanya peningkatan sekresi kelenjar minyak dan keringat yang seringkali menyebabkan jerawat dan bau badan.
Dampingi masa pubertas anak dengan bijak. Jadilah orangtua yang cerdas membimbing, bukan menghakimi karena tidak mengerti. Anak Anda tentu tidak akan puber selamanya, tak akan terasa waktu 4 tahun, waktu yang dibutuhkan anak untuk melewati masa pubernya, akan cepat terlewati. Apabila anak tidak diawasi dengan benar, masa puber bisa menjadi “ketapel” untuk melontarkan anak ke jalan yang kurang baik di masa depannya.
Agar Pertumbuhan anak semakin maksimal selama masa puber anda bisa memberikan nya Suplemen untuk perkembangan otaknya.
Sumber:
http://www.tanyadok.com/
0 comments:
Post a Comment